Danau itu dulu sebuah kampung. Hilang tenggelam bersama penduduknya. Peristiwa tenggelamnya Kampung itu disebabkan karena kutukan Tuhan. Kampung tersebut berubah menjadi danau dan diberinama Tolire, kini masuk wilayah pemerintah Kelurahan Takome, Ternate Barat, Ternate.

Penjaga Danau Tolire, Idhar Anwar menceritakan, tenggelamnya Kampung Tolire akibat ulah dari penduduknya yang membiarkan pemimpin mereka kala itu memiliki hubungan inses dengan putrinya. Akibatnya, datang malapetaka. Legendanya itu, ujar Idhar, menyebabkan Kampung Tolire tenggelam. Tokoh adat Kesultanan Ternate, Maluku Utara, itu mengisahkan, keberadaan dua danau dengan nama Tolire Besar dan Tolire Kecil adalah wujud dari perbuatan ayah dan putri kandungnya.

“Kalau Tolire Besar itu bapaknya. Tolire Kecil itu anak gadisnya. Legendanya yang sudah turun temurun ini bahwa Kampung Tolire tenggelam akibat dari hubungan terlarang keduanya,” kata Fanyira Soa Takome, begitu warga di sana menyapanya, saat disambangi Kieraha.com, Minggu, 18 Maret 2018.

Kuburan Massal dan Mitos Buaya Putih

Bagi Fanyira, Danau Tolire Besar adalah sebuah kuburan massal. Sehingga bagi Anda yang akan berkunjung ke danau itu harus membersihkan diri lebih dulu.

Menurut Fanyira, di Danau Tolire Besar tersebut terdapat aroma mistik. Di balik keindahannya, ada aura lain yang seketika tampak lalu menghilang misterius.

Fanyira bilang di Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil terdapat beberapa ekor buaya. Mahluk misterius yang dimaksud Fanyira, salah satunya berwujud buaya putih. 

Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil merupakan kawasan pariwisata di Kecamatan Ternate Barat, Ternate, Maluku Utara. Untuk Danau Tolire Besar pada kota berbentuk bulat kerucut itu warna airnya kehijauan.

Tebing danau itu sangat dalam dan tepiannya melengkung ke dalam. Bagi Anda yang akan mengunjungi Danau Tolire Besar dan hendak melemparkan batu ke tengah danau, sebaiknya lebih berhati-hati ketika berdiri di tepian danau.

Berdiri di tepian Danau Tolire Besar, terlihat jelas kawah Gunung Api Gamalama. Letak Danau Tolire Besar sekitar 300 meter dari bibir pantai Kelurahan Takome. Sedangkan letak Danau Tolire Kecil sekitar 7 meter dari bibir pantai setempat.

Menurut Fanyira, kedalaman Danau Tolire Besar 45 meter dari permukaan air. Sedangkan luas danau berdasarkan hitungan GPS adalah 50.000 meter persegi. Kedalaman bagian pinggiran danau itu bervariasi, sekitar 7-8 meter.

Fanyira yang sudah dua kali turun ke dalam Danau Tolire Besar, mengatakan dinding yang mengelilingi danau tersebut seluruhnya dilapisi batu-batu besar.

Terbentuknya Danau Tolire

Ahli Geologi Maluku Utara Dedy Arif mengemukakan, tenggelamnya Kampung Tolire karena akibat dari aktivitas vulkanik Gunung Api Gamalama, sehingga menyebabkan terbentuknya danau yang dikenal dengan nama Tolire itu.

Secara geologi, kata Dedy menjelaskan, terbentuknya danau itu karena gempa tektonik besar yang terjadi sekitar September 1775. Gempa tersebut memicu erupsi hingga terjadi letusan Gunung Api Gamalama pada 7 September 1775.

“Gempa tersebut katanya menenggelamkan Kampung Tolire. Penduduk maupun bangunan di kampung itu semuanya terkubur di kawah danau,” kata Dedy.

Sultan Ternate, Syarifuddin Bin Iskandar Muhammad Djabir Sjah menambahkan, legenda tentang terbentuknya Danau Tolire merupakan sebuah cerita rakyat. Legenda yang dituturkan turun temurun itu masih terjaga sampai sekarang.

Walau begitu, Sultan mengakui selaku Akademisi, dirinya memiliki versi tersendiri tentang terbentuknya dua danau tersebut. Dirinya berharap legenda itu terus dilestarikan. Karena terdapat sisi positif dari warga adat Kesultanan Ternate yang melestarikan legenda tersebut sebagai pelajaran hidup agar kedepan tidak berbuat hal-hal serupa seperti yang dikisahkan tersebut.

“Karena Ou (Sultan) selaku Akademisi, mempelajari juga tentang terbentuknya Danau Tolire Besar dan Danau Tolire Kecil ini, karena akibat adanya aktivitas vulkanik Gunung Api Gamalama yang meletus saat itu,” kata Sultan ketika disambangi Kieraha.com, di lokasi wisata pantai Ternate Barat, Minggu sore.

Potensi Wisata yang Langka

Sultan mengatakan keberadaan Danau Tolire di kota bermoto Bahari Berkesan itu membawa berkah bagi sebagian warga di Kecamatan itu.

Legenda dan keindahan alam Danau Tolire menarik banyak wisatawan lokal maupun mancanegara berkunjung ke sana. Sayangnya, potensi pariwisata yang ada belum dikembangkan secara baik menjadi salah satu destinasi wisata.

Pengamatan Kieraha.com, saat berada di Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, tampak potensi pariwisata tersebut belum mendapat perhatian serius dari pemerintah kota setempat maupun pemerintah provinsi Maluku Utara.

Sultan meminta agar potensi wisata ini juga diperhatikan. Selain mendatangkan PAD, juga untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat di sekitarnya.

Fanyira Idhar menyarankan kepada pemkot Ternate untuk membuat tangga turun menuju air danau Tolire Besar. Karena panorama di dalamnya luas dan sejuk. Selain itu, burung langka dan jenis hewan lainnya bersarang di sana.

“Untuk saat ini yang paling dibutuhkan itu lampu jalan dan air bersih. Sekarang saja, kalau pengunjung yang datang dan minta buang air itu susah sekali. Karena tidak ada air bersih. Juga bak sampah. Ini supaya pengunjung yang datang bisa nyaman,” Fanyira Soa Takome, Idhar Anwar memungkasi.

Semburat Mentari Menyapa Pagi di Bumi Kieraha

Keindahan pagi di Residen Ternate seperti permata bertabur. Pulau-pulau yang berjajar, angin laut yang berembus dan aroma rempah seakan membawa menelusuri jejak langkah sejarah perjuangan pendahulu yang mengusir Portugis dan Belanda kala masa penjajahan di bumi Nusantara periode itu. Kala berada tepat di atas Jembatan Residen Ternate, ada kesan tersendiri. Jembatan itu salah satu peninggalan pusaka warisan periode Residen Ternate di masa penjajahan Belanda.

Ancaman Merapi dan Mitos Gamalama

Makam-makam yang diyakini milik para aulia dan anbia atau orang-orang suci di Ternate tak hanya tumbuh di puncak Gunung Api Gamalama tapi juga pada beberapa Kelurahan di Kota Ternate.