Yang Harus Dilakukan Agar Terumbu Karang di Maluku Utara Tetap Terjaga

Avatar photo
Terumbu karang berumur ratusan tahun rusak akibat reklamasi dan pengelolaan pariwisata pantai di Ternate. (Dok Kieraha)

Pengembangan perikanan tangkap berkelanjutan perlu memperbanyak kawasan konservasi laut atau marine protected area. Pemenuhan marine protected area ini sangat penting untuk mendukung percepatan pemulihan terumbu karang yang rusak dan terancam dengan aktivitas merusak.

Penjelasan ini mengemuka dalam kuliah tamu bertajuk Urgensi Pengelolaan Ekosistem Laut untuk Mewujudkan Perikanan Berkelanjutan yang digagas oleh Program Studi Geografi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau STKIP Kie Raha Ternate, Rabu kemarin.

BACA JUGA Sejak Pandemi Kasus Illegal Fishing di Maluku Utara Tambah Marak

DR Imran Taeran, Dosen Oseanografi Fakultas Perikanan Universitas Khairun Ternate, yang menjadi pembicara dalam kuliah tamu, mengatakan perubahan dan rusaknya ekosistem laut ini tidak hanya imbas dari perubahan fisik lingkungan dan perubahan iklim global, namun penangkapan ikan menggunakan bahan peledak juga menjadi penyebab terancamnya wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil (di wilayah Provinsi Maluku Utara pada khususnya).

“Aktivitas ini juga menjadi ancaman terhadap perkembangan terumbu karang,” lanjutnya.

Imran mengisyaratkan kepada Pemprov Malut agar segera melakukan langkah antisipasi.

“Terutama menimalisir aktivitas manusia yang merusak. Pemetaan kawasan konservasi laut sangat efektif mempercepat dan melindungi perkembangan ekosistem laut, salah satunya terumbu karang” ujarnya.

Ia menyarakan Pemerintah Provinsi Maluku Utara agar meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya melindungi dan merawat terumbu karang. Peningkatan kesadaran masyarakat dan edukasi yang baik akan menjadi aset dalam menjaga ekosistem laut ini.

“Kenapa dibilang aset? (Karena) kalau kegiatan restorasi terumbu karang ini ditingkatkan maka kedepannya yang akan menjaga terumbu karang adalah masyarakat pesisir. Dengan begitu, peran pemerintah dengan sendirinya terbantukan oleh masyarakat kita di pesisir,” jelas Imran.

BACA JUGA KKP Resmi Tetapkan Widi hingga Pulau Moti Masuk Kawasan Konservasi di Maluku Utara

Ketua Prodi Geografi STKIP Kie Raha, Alwi La Masinu menuturkan, urgensi pengelolaan ekosistem laut dan mewujudkan perikanan berkelanjutan ini sedang diperbincangkan banyak khalayak, terutama kerusakan lingkungan akibat eksploitasi perusahaan.

“Hasil tangkap nelayan kita mulai berkurang, salah satu contoh nelayan di kampung saya. Hasil tangkapan mereka berbeda sebelum perusahaan masuk beroperasi,” ujar Alwi.

Ia mengatakan kuliah tamu yang diikuti oleh semua mahasiswa geografi STKIP Kie Raha Ternate ini dalam rangka mendorong kualitas sumberdaya mahasiswa kampus setempat.

“Berharap setelah wisuda atau pulang kampung, mereka ikut mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya menjaga terumbu karang. Kalau ini dilakukan, maka sudah pasti masyarakat akan tau apa itu terumbu karang dan manfaatnya,” tutup Alwi. **

Jainudin Arahman