News  

Kisah Seorang Tukang Kayu di Ternate yang Batal Haji bersama Istri ke Tanah Suci

Avatar photo
Djafar Puasa saat sedang bekerja. (Kieraha.com)

Kerinduan Djafar Puasa sudah lama terpendam. Keinginannya untuk menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci, Mekkah bersama istri pun kembali batal. Pandemi corona yang masih terjadi menjadi penyebab Pemerintah RI membatalkan pemberangkatan jemaah haji ini.

Djafar Puasa adalah salah seorang pekerja tukang kayu, yang tinggal di Lingkungan Oskar, Kelurahan Dufa Dufa, Ternate Utara, Ternate. Lelaki 65 tahun itu seharusnya sudah menunaikan ibadah haji bersama istrinya pada perayaan lebaran haji Idul Adha tahun ini.

Namun calon jemaah asal Ternate ini batal berhaji karena corona yang masih mewabah.

BACA JUGA Penjelasan Warga dan Satgas Ternate Soal Insiden Akehuda di Hari Pertama Idul Adha

Djafar, ketika disambangi kieraha.com menyebutkan, sebagai warga negara, dirinya dengan istri hanya bisa bersabar. Ibadah haji bagi lelaki asal Hiri ini adalah panggilan Baitullah.

Ia bersama istri dan Calon Jemaah Haji atau CJH di Ternate yang batal berangkat mengaku tetap berfikir positif dengan adanya kebijakan pemerintah terhadap penundaan ibadah ini.

BACA JUGA Generasi Terakhir Perajin Bambu di Ternate

Torang (kami) sebagai rakyat hanya bisa bersabar dan ikuti keputusan pemerintah. Torang hidup di bawah kebijakannya, sehingga apapun itu sudah kebijakannya, torang harus ikut,” tutur Djafar, ketika disambangi kieraha.com, di teras depan rumahnya, di Lingkungan Oskar.

Ia menceritakan, dirinya bersama istri beserta CJH yang lainnya sudah melakukan manasik mandiri sejak tahun 2019. Begitu pun dengan manasik haji pada musim haji tahun kemarin.

BACA JUGA Tentang Alquran Bersejarah dari Kesultanan Ternate yang Ada di Alor NTT

Penyampaian Kemenag Ternate bahwa manasik haji dapat dilakukan secara mandiri, baik di bawah bimbingan petugas Kanwil Kemenag maupun, lanjut Djafar, orang yang dituakan.

“Saat ini, saya hanya bilang ke maitua (istri), jang bafikir sampe torang (kami) sakit, jangan malu dengan tetangga karena tidak jadi berangkat haji. Karena dua tahun ini, batal berangkat haji bukan hanya torang, tapi seluruh calon jemaah haji yang ada di Indonesia,” sambungnya.