Opini  

Eutrofikasi Penyebab Kematian Massal Ikan di Maluku Utara

Avatar photo
Eutrofikasi Penyebab Kematian Massal Ikan di Maluku Utara
Pulau Ternate. (Hairil Hiar/Kieraha.com)

Kematian ikan itu disebabkan perebutan oksigen antara ikan dan alga merah yang berkembang biak secara pesat.

Pesatnya perkembangan alga disebabkan meningginya kandungan limbah yang masuk ke hilir. Fenomena ini tidak lepas dari proses eutrofikasi di perairan pantai.

Eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan.

Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik ke dalam air. Hubungan itu terkadang tidak seimbang karena setiap kebutuhan organisme berbeda-beda. Ada yang diuntungkan karena menyuburkan sehingga dapat berkembang dengan cepat, sedangkan organisme lain terdesak.

BACA JUGA  Asal Muasal Uang yang Disetor Terdakwa Korupsi ke Gubernur Maluku Utara

Perkembangan organisme perairan secara berlebihan merupakan gangguan dan dapat dikategorikan sebagai pencemaran, yang merugikan organisme akuatik lainnya maupun manusia secara tidak langsung. Ini merupakan masalah yang sering dihadapi di seluruh dunia di ekosistem perairan tawar maupun laut.

Eutrofikasi dapat disebabkan beberapa hal, di antaranya karena ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan. Emisi nutrisi dari industri digadang-gadang sebagai penyebab utama eutrofikasi perairan di Pantai.

Limbah nutrisi sendiri bisa berasal dari proses alamiah di lingkungan air itu sendiri (background source), industri, detergen, pupuk pertanian, limbah manusia, dan peternakan.

Limbah yang mengandung unsur harafoslor dan nitrogen akan merangsang pertumbuhan fitoplankton atau alga dan meningkatkan produktivitas perairan. Sebaliknya dalam keadaan berlebihan itu akan memicu timbulnya blooming algae yang justru merugikan kehidupan organisme yang ada di perairan.

BACA JUGA  Asal Muasal Uang yang Disetor Terdakwa Korupsi ke Gubernur Maluku Utara

Penumpukan bahan nutrisi ini akan menjadi ancaman kehidupan ikan di perairan pada saat musim pancaroba. Adanya peningkatan suhu udara, pemanasan sinar matahari, dan tiupan angin kencang akan menyebabkan terjadinya gerakan air di perairan.

Hal itu menyebabkan arus naik dari dasar perairan yang mengangkat massa air yang mengendap. Massa air yang membawa senyawa beracun dari dasar danau atau laut mengakibatkan kandungan oksigen di badan air berkurang. Rendahnya oksigen di air itulah yang menyebabkan kematian ikan secara mendadak.

Penanggulangan eutrofikasi

Kematian massal ikan akibat arus balik, eutrofikasi, dan blooming algae setiap tahun terjadi di perairan di Indonesia dengan kerugian yang besar.

Upaya penanggulangan yang utama ialah dibutuhkan kebijakan yang kuat untuk mengontrol pertumbuhan penduduk (birth control). Karena sejalan dengan populasi penduduk yang terus meningkat, berarti akan meningkat pula kontribusi bagi lepasnya fosfat ke lingkungan perairan.

BACA JUGA  Asal Muasal Uang yang Disetor Terdakwa Korupsi ke Gubernur Maluku Utara

Selain itu, pemerintah harus mendorong para pengusaha agar tidak membuang limbah ke perairan untuk mencegah lebih banyaknya lagi fosfat dan bahan emisi nutrisi berbahaya lepas ke lingkungan perairan. *

Damrat Jalil Spi
Penulis

==========

Penulis adalah Kepala Seksi Pengelolaan dan Penyelenggaraan TPI di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Barat.