Nenek 80 Tahun Rela Berdiri di Tengah Hujan Demi Cabup Perempuan di Sula

Avatar photo
Nenek 80 Tahun Rela Berdiri di Tengah Hujan Demi Cabup Perempuan di Sula
Nenek Bia yang menyaksikan Paslon Nomor 3 FAM-SAH berkampanye di Desa Sekom Sulabesi Selatan, Minggu.

Seorang nenek berumur 80 tahun, di Desa Sekom, Sulabesi Selatan, Kepulauan Sula, terlihat berdiri di tengah hujan, Minggu 4 Oktober 2020. Nenek tersebut berdiri dengan menggunakan payung demi melihat langsung Calon Bupati Sula Fifian Adeningsi Mus.

Saat itu, Fifian Adeningsi Mus sedang menyampaikan pidato politik, di hadapan warga Desa Sekom. Namun, pemandangan kemudian tertuju ke arah nenek itu karena berdiri seorang diri di luar tenda kampanye sedang menonton paslon nomor 3 yang sedang berkampanye.

Wanita usia lanjut yang biasa disapa Nenek Bia ini ketika disambangi menuturkan, dirinya sengaja berdiri di luar depan panggung kampanye paslon berjuluk FAM-SAH itu untuk mendengar langsung calon bupati perempuan yang sedang berbicara di kampanye tersebut.

Meski warga setempat sudah meminta nenek tersebut untuk duduk sambil mendengar apa yang disampaikan Paslon FAM-SAH kampanye namun sang nenek tetap memilih berdiri.

“Biar suda, katong (saya) suka dengar ibu calon bupati bicara, jadi biar ujang mai torang seng apa, untuk dengar ibu calon bupati bicara sampai selesai,” ucap Nenek Bia, Minggu.

Nenek Bia mengaku senang saat mendengar ada calon bupati yang mewakili kaum wanita di Pilkada Kepulauan Sula 2020. Itu karena sejauh ini hanya ada calon bupati dari kaum lelaki.

Sementara itu Calon Bupati Fifian Adeningsi Mus mengaku bangga dengan semangat warga masyarakat setempat yang tetap setia menghadiri kampanye itu meski diguyur hujan.

“Saya sangat bangga dan bersyukur karena hujan yang ada ini tapi masyarakat Desa Sekom Alhamdulillah masih mau bertahan untuk dengar visi misi dari kami FAM-SAH,” ucap dia.

Fifian menyatakan, dengan semangat yang diperlihatkan masyarakat di Kepulauan Sula ini justru membuatnya lebih optimis untuk memenangkan pilkada 9 Desember nanti. **

Nurhuda Duwila
Author