ANTM Bidik 26 Persen Saham NHM di Halmahera

Avatar photo
Ilustrasi tambang emas Gosowong. (Foto de Dunia Energi)

Newcrest Singapore Holdings Pte Ltd bersiap melepas 26 persen saham divestasi tambang emas Gosowong di Halmahera, Maluku Utara.

Sebagai pengelola tambang Gosowong, Newcrest Singapore menguasai 75 persen saham PT Nusa Halmahera Minerals (NHM).

Pasca amendemen kontrak pada 2018 lalu, Newcrest memang memiliki kewajiban melepas 51 persen saham NHM dengan tenggat waktu paling lambat tahun 2020.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut saat ini memang ada rencana divestasi saham NHM tersebut.

“Saat ini sedang diproses,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak, seperti dilansir Kontan.co.id, Senin, 4 Maret 2019. Sesuai aturan, Newcrest wajib mendivestasikan 26 persen sahamnya di NHM.

Informasi yang diperoleh Yunus, Newcrest Singapore bahkan sudah mengajukan penawaran ke beberapa perusahaan pertambangan, termasuk salah satunya BUMN yakni PT Aneka Tambang Tbk. Newcrest menawarkan saham divestasinya agar calon investor bisa melakukan kajian keekonomian atas tambang emas tersebut.

Hanya saja, kewajiban pelepasan saham tersebut belum secara resmi dilaporkan kepada Kementerian ESDM. Pemerintah juga tak menyoal aksi korporasi atau penawaran saham Newcrest ke banyak perusahaan itu. “Aksi korporasi seperti itu boleh,” katanya.

Hanya Yunus masih enggan menyebut jatuh tempo divestasi saham NHM itu. Yang pasti, jika jatuh tempo, pemerintah harus membentuk tim divestasi yang kemudian menghitung valuasi saham perusahaan tersebut. “Kemudian ditawarkan terlebih dulu kepada pemerintah. Ada urutannya,” katanya.

Selain Newcrest Singapore, pemegang saham Nusa Halmahera Minerals lainnya adalah ANTM, dengan kepemilikan sebesar 25 persen saham. Tak ayal, ANTM memang menjadi pihak yang tahu isi perut Nusa Halmahera Minerals.

Direktur Utama ANTM, Arie Prabowo Ariotejo, mengatakan pihak ANTM saat ini sedang menunggu hasil kajian independen dari Kantor Jasa Penilai Publik atas valuasi Nusa Halmahera Minerals. “Apabila nanti sesuai, baik dari hasil valuasi dan harga, kami akan menjalani tahap berikutnya,” ujar Arie Prabowo.

Menurutnya, sepanjang tahun 2018, Nusa Halmahera Minerals memproduksi emas sebesar 225.973 oz. “Sebagai afiliasi, produksi Nusa Halmahera Minerals tidak dikonsolidasikan ke laporan Antam,” kata Arie.

Selain ANTM, Newcrest juga dikabarkan sempat menawarkan saham divestasinya ke PT J Resources Asia Pasifik Tbk alias PSAB.

Direktur J Resources Asia Pasifik Edi J Permadi juga tak menampik informasi ini. Hanya, sekarang, PSAB tidak berminat untuk mengambil alih saham divestasi Newcrest. “Kami masih fokus mengembangkan Blok Doup dan Blok Pani,” katanya.

Kabar lainnya, PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk atau UNTR juga ikut membidik saham divestasi ini. Namun Corporate Secretary UNTR Sara K Loebis mengatakan belum mengetahui informasi tersebut.