Cerita Lelaki Penjual Bendera asal Bandung di Ternate

Avatar photo
Penjual bendera dan umbul-umbul di Ternate. (Kieraha.com)

Andi harus menerima kenyataan. Dagangan bendera dan umbul-umbul yang dipasarkan di Ternate nyaris tidak laku. Kondisi ini berbeda jauh dengan penjualan tahun sebelumnya.

Pria 56 tahun, asal Bandung, Jawa Barat yang baru berada di Kota Ternate itu datang untuk menawarkan dagangannya di pinggir jalan Gamalama, kawasan pusat kota pulau tersebut.

Ia mengaku, sebelumnya tidak berpikir pandemi corona akan mengganggu omset dagangan itu. Setelah seminggu menawarkan dagangan baru dirinya tahu kalau kondisi itu berubah.

“Kondisi sekarang ini berbeda dan tidak hanya di Ternate, informasi dari teman-teman saya di Sumatera bilang dagangan mereka sampai saat ini pun belum terjual semua,” katanya, begitu disambangi kieraha.com, di kawasan Gamalama, Ternate, Rabu 5 Agustus 2020.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate

Pedagang musiman yang akan kembali ke Kota Bandung pasca 17 Agustus 2020 itu terpaksa hanya bisa menerima dengan lapang dada bahwa dagangan itu dipastikan merugi.

Ayah lima anak yang masih terbebani dengan biaya dua anaknya yang masih di bangku SMA di Bandung itu mengemukakan, pandemi virus corona hanya menambah susah hidupnya.

“Usaha tidak jalan, ruang gerak terbatas. Kalau di Ternate masih bagus, orang masih bebas tidak pakai masker bisa jalan-jalan. Kalau di Bandung sudah kena denda,” ucapnya.

Andi menceritakan, penjualan bendera dan umbul-umbul musiman miliknya itu didapat dari salah seorang warga di Bandung. Pemilik dagangan tersebut oleh Andi menyebutnya bos.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

“Barang ini semuanya punya Bos. Beliau ada di Bandung. Saya dan teman-teman di Bandung hanya (ditugaskan) jualan ke daerah-daerah di luar Jawa. Kami dibayar dengan sistem bulanan. Kalau saya Rp 2.500.000 per bulan, itu pun kalau penjualannya bagus,” ujar Andi.

Bendera dan umbul-umbul yang didominasi warna merah putih dan beberapa warna lainnya itu dijual dengan harga bervariasi sesuai ukuran antara Rp 10 ribu hingga Rp 60 ribu per buah.

“Penjualan ini kalau tahun sebelumnya bisa sampai Rp 1 juta, itu per hari. Sekarang untuk di Kota Ternate ini saya dapat Rp 400 – Rp 500 ribu. Dan selama sepekan ini segitu,” tutupnya.

BACA JUGA  Warga Resah Air Kemasan Sekda Halmahera Barat Beredar di Ternate
Sahrul Jabidi
Author