Tentang Sang Penakluk dari Ternate yang Terima Gelar Pahlawan Nasional

Avatar photo
Sketsa Sultan Babullah. (fb Irfan Ahmad/Kieraha.com)

Presiden Joko Widodo akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Babullah bersama lima tokoh lainnya yang berjasa dalam sejarah Indonesia, di Hari Pahlawan Nasional, tanggal 10 November 2020.

Sultan Babullah merupakan salah satu tokoh dari Ternate, Provinsi Maluku Utara.

BACA JUGA

Tentang Kota Seribu Benteng Portugis dan Belanda di Maluku Utara

Waspada Jika Gamalama Mengamuk

“Calon penerima gelar Pahlawan Nasional akan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden di Istana Negara pada 10 November, setelah acara upacara ziarah nasional,” ujar Menteri Sosial Juliari Batubara dalam konferensi pers, dilansir Liputan6.com, Sabtu 7 November 2020.

BACA JUGA  Warga Resah Air Kemasan Sekda Halmahera Barat Beredar di Ternate

Juliari menyatakan, Sultan Babullah merupakan pahlawan pertama dari Ternate, Maluku Utara yang dinobatkan gelar Pahlawan Nasional.

Sultan Babullah Datu Syah dilahirkan pada tanggal 10 Februari 1528. Sultan Babullah merupakan putra dari Sultan Khairun Jamil atau Sultan Ternate ke23 yang bertakhta selama 1534-1570. Setelah ayahnya wafat, dia menjadi pemimpin ke24 di kerajaan Ternate.

Sultan Babullah kemudian wafat pada tanggal 25 Mei 1583.

Jejak Sang Penakluk
Benteng Kota Janji. (Kieraha.com)

Dikutip dari buku Sistem Pemilihan Sultan Kesultanan Ternate, karya Yusuf Hasani, masa pemerintahan Sultan Babullah berlangsung pada 1570-1583. Masa itu disebut sebagai masa paling spektakuler dalam sejarah Kesultanan Ternate.

Sebab, dia merupakan pemimpin yang menaklukkan bangsa asing yakni Portugis.

BACA JUGA  Waspada Peningkatan Aktivitas Gunung Gamalama di Ternate

Kekejaman bangsa Portugis begitu melukai hati Babullah dan rakyat Ternate kala itu, membutuhkan waktu lima tahun mereka mengepung Benteng Portugis di sana.

Ketika itu, pasukan Portugis semakin lemah. Lantaran dikepung, mereka kekurangan obat, makanan hingga membuat mereka akhirnya terpaksa menyerah.

Tepat pada 28 Desember 1575, Portugis pun menyerah tanpa syarat. Tiga hari kemudian pada 31 Desember 1575, Portugis diberi izin oleh Sultan Babullah untuk meninggalkan Ternate dengan syarat alat perang atau senjata mereka harus ditinggalkan.

Penguasa 72 Negeri

Setelah kemenangannya menaklukkan Portugis, Sultan Babullah langsung memperluas wilayah kekuasaannya. Antara lain Mindanao, Bima-Koreh dan Nove Guinea, dengan prajurit yang terdiri dari 30.000 orang.

BACA JUGA  Kejati Maluku Utara Didesak Periksa Rektor IAIN Ternate

Dengan kehebatannya itu, Francois Valentyn menyebutnya Babullah si penguasa 72 negeri. Di era itu, Ternate telah mencapai puncak kejayaan dan menjadi kerajaan yang besar.

Sultan Baabullah telah berhasil menanamkan rasa percaya diri rakyatnya, agar dapat bangkit melawan kekuasaan asing yang ingin menguasai hidup mereka.

Sang Penakluk yang Abadi

Mengetahui sejarah perjalanan hidup Sultan Babullah, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengabadikan nama beliau pada bandara, yakni Bandara Sultan Babullah Ternate.

Kebanggaan masyarakat Ternate terhadap Sultan Babullah semakin memuncak, mengingat keberhasilan Babullah dalam mengusir Portugis. Hal tersebut merupakan kemenangan pertama pribumi Nusantara atas kekuasaan Barat. *