Kasus Bunuh Diri di Halmahera Maluku Utara Terus Terjadi

Avatar photo
Ilustrasi police line. (Liputan6.com)

Kasus bunuh diri di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, terus terjadi. Dua hari terakhir ditemukan dua orang meninggal dengan kondisi diduga gantung diri.

Kasus pertama seorang remaja berusia 17 tahun, asal Desa Gorua, Kecamatan Tobelo Utara, dan kasus kedua ibu rumah tangga, warga WKO, Kecamatan Tobelo Tengah.

Polres Halmahera Utara mencatat kasus bunuh diri hingga 25 November 2020 di kabupaten ini sudah mencapai 12 kasus. Jumlah ini sesuai laporan yang diterima.

Kronologi IRT Tewas Gantung Diri

Ibu rumah tangga berumur 57 tahun dari Desa WKO yang meninggal dengan kondisi gantung diri di rumah kebun, Desa Kali Pitu ini ditemukan pada Rabu pagi, 25 November.

Mayat korban berinisial RM, ini pertama kali ditemukan oleh YM suami korban dan salah satu saksi bernama Rita, warga Kali Pitu.

Kasubag Humas Polres Halmahera Utara, Iptu Mansur Basing menyebutkan, laporan dugaan kasus gantung diri ini diterima pukul 08.30 WIT. Piket Polsek Tobelo bersama piket Reskrim Polres beserta anggota, sudah mengidentifikasi dan mendatangi lokasi TKP.

Kronologi sebelum korban ditemukan tewas gantung diri ini, beberapa hari sebelumnya sempat marah-marah dengan suaminya karena ayam ternak mereka hilang.

Namun setelah itu, korban dan suaminya berdamai hingga pada tanggal 25 November 2020 meminta izin untuk mengambil bambu di Desa Kali Pitu. Saksi YM yang tak lain adalah suami korban ini, sempat membujuk untuk mengantar korban ke rumah kebun di desa tersebut, namun korban menolak bahkan menyampaikan pesan ke YM agar jangan menangis kalau dirinya pergi jauh.

“(Setelah itu) korban keluar dari rumah menuju Desa Kali Pitu. Kemudian sekitar pukul 08.00 WIT, saksi (YM) menuju Desa Kali Pitu untuk menemui korban namun saat di rumah kebun, saksi melihat korban sudah dalam keadaan gantung diri,” sebut Mansur.

Saksi lainnya bernama Rita, lanjut Mansur menambahkan, bahwa saat Rita tiba di TKP sudah menemukan tali dalam keadaan tergantung. Saksi mengatakan saat itu dirinya langsung pergi memanggil warga di sekitar TKP untuk membantu mengevakuasi korban.

Saksi ini menuturkan, korban juga sempat bertengkar dengan adiknya. Pertengkaran itu kemudian dimediasi warga Kali Pitu dan akhirnya keduanya berdamai.

Mansur menambahkan, atas peristiwa ini keluarga korban menolak dilakukan visum.

“(Keluarga korban mengikhlaskan kejadian tersebut) dan melalui suaminya sudah membuat surat pernyataan untuk tidak ditindaklanjuti peristiwa gantung diri tersebut,” tambahnya. *

Sahrul Jabidi