Cara Warga Soasio Tidore Jaga Adat se Atoran di Malam Lailatul Qadar

Avatar photo
Pembakaran obor yang dilakukan oleh Sultan Tidore Husain Sjah dan Wakil Walikota Tidore Muhammad Sinen, di kegiatan Masoninga Soasio, Sabtu malam, 6 April 2024/kieraha.com

Pemkot Tidore Kepulauan mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Soasio Comunity Hub. Kegiatan bertajuk Masoninga Soasio 4.0 ini adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh pemuda bersama Pemerintah Kelurahan dan masyarakat Soasio pada malam Lailatul Qadar. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga tradisi Tidore yang kental dengan ajaran Islam.

“Semoga dengan kegiatan ini terus melestarikan tradisi yang kita miliki sepanjang masa, yang tak lekang oleh waktu dan tak tergerus oleh zaman. Jadikan Masoninga Soasio ini sebagai kilas balik bagi kita, baik secara pribadi maupun kampung untuk menjadi lebih baik kedepannya,” tutur Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen, saat membuka sekaligus melepas dengan resmi peserta pawai obor pada malam Lailatul Qadar Masoninga Soasio, di Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore, Sabtu malam, 6 April 2024.

Kegiatan yang juga menampilkan permainan tradisional seperti bambu gila, sem, dan bola api ini, lanjut Sinen, berharap dapat memperkuat kekompakan di antara masyarakat.

“Semoga di malam yang penuh rahmat ini, kita semua memperoleh ampunan, dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT, serta masih dipertemukan dengan Bulan Ramadan berikutnya,” lanjut Wawalikota Tidore dua periode ini.

Sultan Tidore Husain Sjah menyebutkan bahwa malam yang lebih baik dari seribu bulan bukan hanya dalam perjalanan bulan per bulan, tapi semua bulan yang andai kata cahaya bulan seribu itu dikumpulkan menjadi satu tempat, tidak akan lebih bercahaya pada malam tersebut, karena malam ini adalah malam yang sangat bercahaya dari seribu bulan yang dikumpulkan menjadi satu dan itu hanya spesial diberikan kepada kaum Muhammad SAW.

“Olehnya itu selaku umat Muhammad SAW, kita patut berbahagia, sebab kalau kita tidak merasakan kebahagiaan maka sesungguhnya kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW itu layak dipertanyakan, itu berarti iman kita belum mengendap dan merasuki masuk di dalam lubuk batin yang paling dalam, karena inilah bulan yang paling terbaik, karena Malam Lailatul Qadar adalah malam yang paling terbaik dari seribu bulan,” sambungnya.

Sultan berharap, sinar dan cahaya Lailatul Qadar pada malam tersebut dapat sampai dan masuk ke dalam diri sehingga warga di Kota Tidore menjadi orang-orang yang Laallakum Tattaqun sebagaimana yang Allah SWT janjikan di dalam surah Al Qaqarah tentang Puasa.

Ketua Panitia M Fajar Ramadani menambahkan, Masoninga Soasio diselenggarakan dengan tujuan menghidupkan kembali tradisi dan cerita serta menjaga Adat Se Atoran.

“Semoga dengan adanya Masoninga Soasio, kita semua dapat mempererat kembali tali persaudaraan dan silaturahmi. Ini dengan besar harapan bisa masuk dan menjadi bagian dalam kalender event Pemerintah Kota Tidore Kepulauan,” tutupnya. *