Wali Kota Tidore Kepulauan Capt Ali Ibrahim bertemu dengan Direktur BBM Badan Pengawasan Hilirisasi Minyak dan Gas Sentot Harijady, di ruang rapat BPH Migas, Jakarta pada Selasa, 4 Februari 2025.
Dalam pertemuan itu, wali kota didampingi Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Selvia M Nur, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Hamid A Latif, serta Kepala Bidang Kelautan Dinas Perhubungan Muhidin.
Ali menyampaikan terima kasih kepada Direktur BPH Migas, karena bersedia menerima serta mendengar aspirasi dari Pemkot Tidore. Hal itu, katanya, sebagai bahan pertimbangan demi perbaikan kedepan.
Ali mengemukakan dua hal penting yang dia sampaikan kepada BPH, diantaranya, mengenai permintaan penambahan kuota BBM Jenis Tertentu hingga Minyak tanah, guna memenuhi kebutuhan rumah tangga, mendukung nelayan kecil, serta pelaku UMKM.
Selain itu, dia juga menyampaikan mengenai pengalihan penggunaan Pertamax ke Pertalite untuk penyedia jasa angkutan laut, jenis speed boat dan motor kayu. Hal ini akan sangat mendorong efisiensi penyerangan orang dan barang antar pulau.
“Harapannya apa yang menjadi permohonan Pemerintah Daerah, dengan dua poin penting ini dapat ditanggapi dan dipenuhi dengan baik demi kebutuhan masyarakat yang ada di Kota Tidore,” ujarnya.
Ia berharap, hal itu dapat segera terealisasi, agar menjadi kado kepada masyarakat pada akhir masa jabatannya.
Sementara, Kepala Dinas Perindagkop dan UMKM Selvia mengatakan kuota Minyak tanah kota Tidore sebanyak 570 ton per bulan. Katanya, itu diusulkan Pemerintah Daerah berdasarkan estimasi jumlah penduduk pada 2018, sebanyak 118 ribu jiwa.
Ia menjelaskan, dengan peningkatan jumlah penduduk menjadi 121.952 jiwa pada 2024, maka kebutuhan minyak pun ikut naik menjadi 738 ton tiap bulan.
“Sehingga pada 2025 ini Pemerintah Daerah berupaya untuk mengusulkan penambahan minyak tanah, Pertalite dan solar sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tutur Selvia.
Usai menerima usulan Pemkot Tidore, Sentot Harijady mengatakan, BPH akan melakukan verifikasi data yang diberikan.
Menurut dia, hal itu untuk menyesuaikan kebutuhan minyak di Tidore dengan kuota secara Nasional. Karena jatah Minyak tanah Nasional saat ini juga turun.
Sedangkan, lanjutnya, BBM jenis Pertalite dan Solar dapat dilakukan dengan mendaftar langsung di aplikasi resmi BPH Migas, untuk direkomendasikan oleh Pemda setempat yang dimanfaatkan para pelaku usaha.
“Yang terpenting adalah rekomendasi instansi yang membidangi pelaku usaha tersebut,” tambahnya. *