Pemkot Tidore Kepulauan melalui Dinas Pendidikan terus berupaya melakukan perlindungan bahasa dan sastra Tidore dari kepunahan. Upaya ini salah satunya dengan melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun, di Aula Handayani Dinas Pendidikan Kota Tidore, Senin 20 Maret 2023.
Diskusi Kelompok Terpumpun atau DKT ini merupakan suatu proses pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara sistematis mengenai Bahasa dan Sastra Tidore.
Diskusi dengan tema Preservasi Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Daerah Berbasis Digital ini dipandu oleh Dosen Fakultas Ilmu Budaya Unkhair Ternate, Arlina Majid dengan menghadirkan Kepala Kantor Bahasa Arie Andrasyah Isa dan Guru Besar Bidang Antropolingustik Unkhair Prof Gufran Ali Ibrahim sebagai Narasumber.
Zainuddin Umasangadji, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tidore menyebutkan, diskusi DKT ini bertujuan sebagai sarana dalam mengembangkan kurikulum bahasa daerah pada satuan pendidikan di Kota Tidore Kepulauan.
Ia berharap, manfaat dari kegiatan dapat menghasilkan rekomendasi terkait pelestarian budaya daerah, khususnya penggunaan Bahasa Tidore dan penerapannya dalam kurikulum muatan lokal (Mulok) pada Satuan Pendidikan di Kota Tidore.
Staf Ahli Walikota Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Yakub Husain yang hadir mewakili Wali Kota Tidore membuka acara tersebut menambahkan, Bahasa Tidore sebagai muatan lokal adalah bagian dari mewujudkan kebudayaan. Sehingga perlu dikembangkan secara terstruktur.
“Kegiatan ini menjadi bagian yang paling penting dalam rangka mengembangkan dan memperkuat muatan kurikulum lokal yang pernah ada, khususnya bahasa daerah Tidore. Karena bahasa ini sangat penting dan segala sesuatunya berintikan kepada bahasa, maka bahasa juga menjadi bagian penting untuk mendukung rencana jangka panjang dan jangka menengah Kota Tidore Kepulauan,” ujarnya.
BACA JUGA Cara Warga Kalaodi Tidore Menjaga Pangan dan Hutan
Ia juga berharap, hasil diskusi DKT ini perlu disertai dengan rekomendasi dari Pemkot dan Pemprov Maluku Utara dalam mengembangkan Bahasa Tidore ke level sekolah menengah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara. Ia bahkan menyarankan agar kedepan di setiap sekolah di Tidore perlu memiliki guru bahasa daerah.
Peserta diskusi DKT ini terdiri dari akademisi, praktisi kurikulum dan bahasa, komunitas bahasa, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, serta pengawas, kepala sekolah dan perwakilan satuan pendidikan di Kota Tidore Kepulauan. *
Ikuti juga berita tv kieraha di Google News