Pemkot Tidore Intens Ikut Rakor Pengendalian Inflasi 2024

Avatar photo
Pemkot Tidore saat mengikuti Rapat Koordinasi atau Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian secara virtual, Senin 22 April 2024/dok humas

Pemerintah Kota Tidore Kepulauan intens mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah 2024. Rakor yang dipimpin oleh Mendagri Tito Karnavian ini berlangsung secara virtual, Senin, 22 April 2024. Hadir Staf Ahli Walikota Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Abdul Hakim Adjam, Kepala BPS Oki Afrizal dan pimpinan OPD yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Tidore Kepulauan.

Tito menyampaikan, meskipun tingkat inflasi nasional berada di angka yang relatif terkendali yaitu 3,05 persen, namun upaya pengendalian inflasi ini jangan sampai kendor dan harus dijaga dan dirawat.

“Kita mampu secara internal bisa mengatasi inflasi ini, salah satu kuncinya adalah managemen kita dalam melaksanakan koordinasi seperti ini secara konsisten, baik di tingkat pusat minimal sebulan sekali dan dengan semua daerah seminggu sekali,” tutur Tito.

Ia menambahkan, angka inflasi nasional adalah hasil pekerjaan Pemerintah Pusat dan hasil pekerjaan akumulasi semua Pemerintah Daerah.

“Oleh karena itulah semua daerah sekali lagi saya menekankan, tolong untuk betul-betul menjaga tingkat inflasi masing-masing,” lanjutnya.

Kabid Fasilitasi Sarana dan Prasarana Pasar Disperindagkop dan UKM Kota Tidore Kepulauan Andi Kirana sebelum mengikuti Rakor tersebut melaporkan, harga komoditi cabe rawit dan bawang merah di Tidore pada minggu kedua – ketiga April 2024 mengalami kenaikan harga.

“Faktor penyebab kenaikan harga cabe rawit secara umum adalah menjelang Lebaran Idul Fitri dan stok yang berkurang akibat distribusi terganggu karena ditutupnya Bandara Sultan Babullah dan Bandara Sam Ratulangi,” kata Andi.

Sementara untuk bawang merah, lanjut Andi, disebabkan karena kurangnya pasokan dari produsen petani bawang merah, juga pengaruh harga secara nasional, serta kondisi iklim tidak menentu khusus komoditi hortikultura lokal.

“Upaya yang telah dilakukan Disperindagkop dan UKM untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok ini, yaitu rutin melakukan sidak di pasar dan distributor, juga tidak menahan barang ketika terjadi kenaikan harga barang atau komoditi tertentu secara nasional, serta rutin melakukan pemantauan harga dan ketersediaan stok komoditi tersebut,” tambahnya. *