Pemerintah Amerika Serikat bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan RI merayakan keberhasilan upaya konservasi laut dan perikanan berkelanjutan, di Jakarta serta secara daring, Rabu, 17 Februari 2021.
Keberhasilan ini dicapai melalui Program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat Sustainable Ecosystem Advanced atau USAID SEA. USAID, melalui SEA, mendukung pembentukan 14 Kawasan Konservasi Perairan atau KKP yang mencakup 1,6 juta hektare dan berkontribusi pada target Pemerintah Indonesia untuk membangun 30 juta hektare kawasan konservasi perairan pada tahun 2030.
BACA JUGA Mengenal Segitiga Terumbu Karang dan Jenis Penyu di KKP Kepulauan Sula
Program USAID SEA yang diluncurkan sejak tahun 2016 hingga lima tahun terakhir ini dengan dana 32 juta dolar atau senilai Rp 448 miliar bekerja sama dengan KKP memajukan perikanan berkelanjutan dan konservasi laut di Indonesia bagian Timur.
Melalui program ini, Pemerintah Amerika Serikat, KKP bersama Pemprov Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat bekerja sama melindungi ekosistem laut penting, memperbaiki tata ruang laut, memperkuat pengelolaan perikanan skala kecil, dan mendukung penguatan penegakan hukum maritim. Dalam pelaksanaannya, USAID SEA juga membantu banyak nelayan dan masyarakat pesisir berperan aktif melindungi sumber daya yang menjadi andalan mata pencaharian mereka.
BACA JUGA KKP Resmi Tetapkan Widi hingga Pulau Moti Masuk Kawasan Konservasi di Maluku Utara
“Sebagai negara kepulauan, komitmen Indonesia untuk melestarikan keanekaragaman hayati laut dan memajukan perikanan berkelanjutan adalah landasan untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan. Pemerintah Amerika Serikat, melalui USAID, merasa gembira dapat mendukung Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan yang sangat penting ini. Kami berkomitmen untuk terus melakukannya demi kemakmuran generasi sekarang dan yang akan datang,” kata Direktur USAID Ryan Washburn, dalam rilis yang diterima kieraha.com, di Ternate, Kamis 18 Februari.
Ryan menyebutkan, USAID SEA memperkuat rencana tata ruang laut provinsi seluas kurang lebih 17 juta hektare di Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara. Rencana tata ruang ini mendukung keberlanjutan pembangunan ekonomi dan melindungi habitat laut penting.
USAID SEA juga meningkatkan pendapatan nelayan dan standar perikanan berkelanjutan melalui sertifikasi Fair Trade. Hasilnya, 350 nelayan mendapat premi hampir 80 ribu dolar AS atau senilai Rp 1,12 miliar pada 2020 yang diinvestasikan dalam inisiatif berkelanjutan di masyarakat.
BACA JUGA Polemik Izin Lokasi Limbah Tailing PT TBP di Laut Obi Halmahera
Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar dalam sambutannya mengatakan berbagai kegiatan, pelatihan dan inovasi dari USAID SEA ini akan membantu keberlanjutan program KKP di dalam pengelolaan kelautan dan perikanan dengan berbagai pemangku kepentingan di masa mendatang.
“Kami menghargai bantuan luar biasa dari program USAID SEA melalui rangkaian kegiatan strategis di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia 715. Semua ini untuk mendukung misi KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dalam mencapai kedaulatan dan kelestarian laut Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari akhir program, USAID SEA menganalisis efektivitas Kawasan Konservasi Perairan untuk melindungi ekosistem terumbu karang dan biomassa ikan. Lebih dari separuh kawasan itu menunjukkan kondisi terumbu karang dan biomassa ikan yang tetap stabil atau meningkat selama berlangsungnya program USAID SEA dari tahun 2017 hingga 2020. Ini menggambarkan kawasan konservasi perairan berpotensi untuk merevitalisasi ekosistem laut dan stok ikan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir.
“Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Setiap tindakan yang kita lakukan ke depan dapat berkontribusi untuk tujuan kita bersama; masyarakat sehat, ekosistem sehat, dan bumi sehat untuk generasi mendatang,” sambung Washburn. **
Sahrul Jabidi