Jalan Panjang FTW hingga Masuk KEN yang Akan Dihelat Oktober 2021 di Sula

Avatar photo
Penyu hijau Tanjung Waka. (Foto untuk kieraha.com)

Kepulauan Sula merupakan salah satu wilayah Provinsi Maluku Utara yang dimekarkan pada tahun 2003. Kabupaten dengan Ibu Kota di Sanana ini memiliki dua pulau besar. Sulabesi dan Mangole. Selain sumber daya alam yang melimpah, Kepulauan Sula juga memiliki potensi pariwisata yang tak kalah mempesona. Tak hanya wisata alam, tetapi juga wisata sejarah, kuliner dan geowisata. Ragam kaya pesona wisata daerah ini sangat mumpuni dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata.

Di Kepulauan Sula terkenal dengan jejeran pulau-pulau dengan pantai pasir putih dan keindahan bawah laut yang menawan. Meski menjadi salah satu kabupaten dengan potensi bahari yang besar di Indonesia, namun pariwisata di kabupaten berjuluk Sula Besi itu sampai saat ini belum tergarap maksimal.

Perhatian pemerintah daerah terhadap sektor pariwisata ini masih dipandang sebelah mata. Pariwisata belum dilirik sebagai potensi yang menguntungkan dan sebagai sektor unggulan daerahnya. Ini dapat terlihat dari minimnya infrastruktur penunjang dan ketersedian aksesibilitas Dari dan Ke Sula. Faktor lain, dilihat dari minimnya angka kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara setiap tahun.

BACA JUGA Gadis ABG asal Manado Diduga Ditelantarkan Oknum PNS Sula

Dari persoalan ini kemudian pada 2015 lahir sebuah gagasan dari beberapa tokoh pemuda Desa Fatkauyon untuk menyelenggarakan sebuah event pariwisata di Kabupaten Kepulauan Sula.

Event ini kemudian dikenal dengan nama Festival Tanjung Waka. Festival ini dilaksanakan di Tanjung Waka, Desa Fatkauyon. Mengingat desa ini memiliki potensi wisata pantai berpasir putih sepanjang 7 kilometer yang menjadi habitat dari penyu hijau atau chelonia mydas.

Jalan Panjang FTW hingga Masuk KEN

Pada awalnya, Festival Tanjung Waka atau FTW, merupakan event pariwisata yang dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat desa. Dengan semangat membangkitkan pariwisata Sula, para pemuda desa saling bahu membahu, membantu mempersiapkan keperluan demi suksesnya FTW di Desa Fatkauyon.

“Pelaksanaan festival ini bertujuan untuk mengangkat dan mempromosikan potensi wisata dan budaya serta meningkatkan kunjungan wisatawan di Sula. Juga semangat membuat event ini berawal dari kunjungan wisatawan mancanegara yang berjumlah 12 orang dari Amerika Serikat di Sula. Kunjungan mereka ini yang membuat kami berfikir untuk membuat event kecil untuk menyambut kedatangan mereka,” kata Ko Roy, salah satu penggagas FTW, kepada kieraha.com, Sabtu pagi, 3 Juli 2021.

Ia menyebutkan, masyarakat Sula sangat antusias dan bersemangat menyambut event ini. Yang kemudian ia bersama warga desa secara swadaya mencari dana untuk pelaksanaan event tersebut.

“Setelah dana terkumpul, kami lalu memanfaatkan media sosial untuk sarana promosi FTW. Hasilnya tanpa diduga, terdapat ribuan wisatawan lokal membludak di lokasi festival,” kata Roy.

Pada 2016, lanjut Roy, adalah tahun kedua pelaksanaan FTW. Pelaksanaannya ini mulai terlihat ada peningkatan jumlah angka kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.

“Namun pada 2017, karena terkendala dana, Festival Tanjung Waka gagal dilaksanakan. Dan pada tahun 2018, FTW kembali diselenggarakan tetapi menggunakan dana hasil swadaya masyarakat desa. Pelaksanaan FTW 2018 merupakan momentum penting dan bersejarah bagi lahirnya Generasi Pesona Indonesia Sula. Pada momen ini Genpi Sula dideklarasikan oleh Bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes. Dan FTW 2018 kembali berhasil mendatangkan wisatawan lokal sebanyak lima ribu orang,” katanya.

Roy mengatakan, panitia lokal FTW kemudian berkolaborasi dengan Genpi Malut untuk membantu mempromosikan FTW lebih dikenal oleh masyarakat luas. Genpi juga terlibat memproduksi konten-konten promosi dan secara langsung membantu pelaksanaan teknis di lapangan serta mendokumentasikan setiap rangkaian kegiatan FTW.

Seiring berjalannya waktu, kata Roy, Festival Tanjung Waka makin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi pariwisata di Sula. FTW berhasil mendapat perhatian dari pemda, yang pada 2019, pendanaan FTW mulai diambil alih oleh Dinas Pariwisata Sula.

“Sehigga dalam pelaksanaannya, FTW 2019 makin berbeda dengan tahun sebelumnya karena konten-konten acaranya makin kreatif dan inovatif. Dari hasil kolaborasi masyarakat Desa Fatkauyon bersama Dispar Sula dan beberapa komunitas, membuat Festival Kampung ini menjadi berkelas dan masuk dalam daftar 10 Festival terbaik di Malut. Sebanyak 8.000 wisatawan lokal tercatat hadir meramaikan dan menikmati keseruan rangkain acara festival yang berlangsung di pantai pasir putih Tanjung Waka,” ujarnya.

Hingga pada tahun 2020, lanjut Roy, FTW batal dilaksanakan karena pandemi corona.

“Kemudian pada tahun yang sama, FTW kembali dilirik oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai salah satu festival yang layak masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2021.

FTW Akan Dihelat Oktober 2021

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Sula, Muhammad Drakel menyatakan, bahwa dalam situasi pandemi virus corona pada 2021 ini, juga membawa keberuntungan untuk Sula. Karena event FTW yang menjadi kebanggaan masyarakat telah masuk dalam daftar Kharisma Event Nusantara atau KEN 2021 bersama dengan Festival Teluk Jailolo dan Festival Tidore.

“Sebelumnya ada tiga Festival di Maluku Utara yang telah ditetapkan oleh Kemenparkraf masuk dalam KEN 2021, yaitu Festival Teluk Jailolo, Festival Tidore, dan Festival Morotai. Namun karena pandemi dan Morotai masih menerapkan PSPB sehingga Festival Morotai 2021 batal dilaksanakan. Yang kemudian kami (Dinas Pariwisata Sula) tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung membentuk tim kreatif untuk mematangkan konsep Festival Tanjung Waka yang nantinya akan dibawa ke Jakarta,” katanya.

“Alhamdulillah, tim kreatif berhasil mempresentasikan FTW di hadapan para kurator KEN 2021. Hasilnya FTW berhasil masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2021,” lanjut Drakel.

Event FTW di Sula dijadwalkan berlangsung pada bulan Oktober 2021.

“Semoga pelaksanaan FTW ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai rencana,” tutup Drakel yang juga penggagas FTW hingga masuk dalam daftar KEN 2021. *

Apriyanto Latukau