Nasib Ribuan Warga 3 Desa Terdampak Banjir di Weda Halmahera Tengah

Avatar photo
Tangkapan layar warga Lelilef, Halmahera Tengah, yang mencari tempat aman akibat desa mereka dilanda bencana banjir, Senin 22 Juli 2024/kieraha.com

Sungai Lukulamo meluap. Sejak Minggu dinihari hingga Senin sore, 22 Juli 2024, bencana banjir di wilayah Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah ini masih terjadi.

Kondisinya bertambah parah karena akses jalan darat dari dan ke wilayah desa terdampak bencana banjir di sekitar jalur sungai yang dikenal dengan Kali Kobe ini menjadi terputus. Akses jalan darat ini menghubungkan Ibu Kota Kecamatan Weda dan Weda Tengah.

“Hingga sore tadi saya cek (lewat darat) belum bisa. Lokasi banjir akibat hujan deras ini paling parah tepatnya di Dusun Lukulamo (wilayah Kampung Tua Desa Lelilef Woebulen) dan Trans Kobe (wilayah Desa Woekob dan Woejerana),” ujar Muksin Hanafi, salah satu warga Desa Lelilef Woebulen, ketika dikonfirmasi kieraha.com, melalui telepon, Senin malam WIT.

Tokoh Pemuda Woebulen itu menyatakan, wilayah tiga desa terdampak luapan banjir ini sebagian besar adalah tempat kos yang dihuni ribuan karyawan perusahaan tambang IWIP.

“Akses jalur darat tidak bisa dilalui sama sekali karena banjir masih meluap dan ketinggian airnya mencapai hingga 1 meter lebih,” lanjut Muksin.

Berharap Ada Bantuan

Muksin berharap, Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah dan Pemprov Malut melalui BPBD segera mendatangkan bantuan kepada warga di wilayah desa terdampak banjir.

“Kalau lewat laut saat ini masih bergelombang tinggi, kecuali pakai kapal boat milik BPBD atau helikopter milik perusahaan tambang di sini. Paling tidak dari BPBD memastikan seluruh warga di desa terdampak ini aman dari banjir karena sampai sekarang (banjir) belum berhenti,” tutupnya.

Kieraha.com berusaha menghubungi Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Tengah, Abdul Kadir Djamaludin. Namun upaya konfirmasi melalui telepon ini belum bersambut. *