Warga Kelurahan Sangaji Utara, geram dengan sikap Pemerintah Kota Ternate yang abai soal kondisi jalan rusak yang mengancam keselamatan warga dan pengendara. Pemerintah Kota setempat hanya turun cek, ukur, kemudian hilang.
Ironisnya, akses ruas jalan kota itu telah lama diusulkan oleh Pemerintah Kelurahan, namun sampai sekarang tak ada empati dari Pemerintah Kota Ternate untuk melakukan perbaikan.
Karena tak kunjung diperbaiki, warga lingkungan Facey, Sangaji Utara yang tergabung dalam RT11 swadaya menutup jalan berlubang menggunakan campuran semen dan pasir. Bahkan anggaran untuk beli semen diperoleh dari sukarela pengendara yang melintas di lokasi ini.
“Torang ini so sama deng tara punya Pemerintah. Jalan rusak so amper 4 tahun ini tarada perbaikan. So makan korban me jang harap dorang mester,” kata warga setempat, Jumat 21 Maret 2025.
Sukardi, Lurah Sangaji Utara, mengaku usulan perbaikan jalan berlubang di lingkungan RT11 Sangaji Utara ini, sudah disampaikan berulang kali ke Dinas PUPR dan Bappelitbangda.
“Sampai sekarang belum terealisasi,” jelasnya, kepada kieraha.com, Minggu pekan kemarin.
Menurutnya, untuk tahun ini Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Ternate sudah memastikan akan memperbaiki kondisi rusak jalan tersebut.
“Itu setelah video viral yang muncul di (media sosial) Facebook, kemudian Kepala Dinas PUPR perintahkan stafnya turun ukur, katanya akan dibangun tahun ini,” ucap Sukardi.
Selain jalan berlubang, ruas jalan itu juga sangat gelap pada malam hari. Bahkan area tanjakan pada jembatan perbatasan antara Sabia dan Facey tidak ada pagar pengaman (guardrail). Kondisi ini yang menyebabkan tiga pengendara motor jatuh dan terseret ke dalam jurang. Juga salah satunya meninggal dunia saat dilarikan ke rumah sakit.
“Untuk lampu penerangan, saya juga sudah sampaikan ke beberapa dinas, termasuk (Dishub) dan Bappelitbangda. Mereka sudah turun cek. Dari Bappelibang turun cek itu bersama dengan saya, dan saya sudah sampaikan kalau di situ dulunya ada tiang lampu. Dan itu saya sendiri sudah sampaikan ulang-ulang, tapi belum teralisasi,” lanjut Sukardi.
Pengamatan kieraha.com, akses jalan rusak dan berlubang ini disebabkan karena saluran drainase yang buruk, juga kontur tanah saat awal pembangunan jalan diduga tidak dilakukan pemadatan tanah atau clearing. Selain itu warga sekitar juga membuang sampah sembarangan. *