Air Danau Galela Halmahera Utara Tercemar

Avatar photo
Danau Galela. (Foto untuk Kieraha.com)

Baku mutu air Danau Galela yang terletak di wilayah pedalaman Halmahera Utara, masuk dalam kategori tercemar. Hasil uji sampel air danau ini terkonfirmasi tidak layak konsumsi dan biota yang hidup di danau ketika dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan.

Laporan pengujian sampel ini dikemukakan Direktur Socio Ecological Research Institute, DR Saiful Totona. Alumni Universitas Indonesia ini menjelaskan, pencemaran Danau Galela disebabkan limbah dari rumah tangga.

“Hasil uji sampel untuk baku mutu air Danau Galela resmi dikeluarkan pada tanggal 15 Juni 2021, oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan di Jakarta,” kata Saiful, Kamis, 1 Juli 2021.

Ia menyatakan, di kawasan danau tersebut terdapat ribuan penduduk. Bahkan ada sekitar 11 desa yang rumahnya sangat dekat dengan danau. Desa-desa ini diantaranya Seki, Togawa, Soa Konora, Igo Bula, Ori Bale, Kota Baru, Doku Lamo, Kira, hingga Duma dan Makete. Sekian desa ini masuk wilayah Kecamatan Galela Selatan dan sebagian Galela Barat.

Adaptasi dan Mitigasi

Adanya hasil uji sampel yang menunjukkan kualitas air danau tidak layak dikonsumsi ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara dan Pemprov Malut.

“Karena kondisi air yang tercemar ini terjadi akibat tidak ada sistem pembuangan limbah rumah tangga yang keluar dari danau. Ini yang seharusnya sudah dilakukan oleh pemda kabupaten, namun sampai sekarang belum ada yang peduli hal ini,” lanjut Saiful.

Kondisi ini membuat penduduk membuang air rumah tangga langsung ke wilayah danau.

Ia berharap, upaya adaptasi dan mitigasi segera dilakukan pemerintah. Karena hasil uji sampel yang dilakukan bermula dari warga yang mengeluh sakit setelah mengonsumsi air danau.

“Dari informasi ini lah yang membuat saya sebagai putra daerah turun mengambil sampel. Dan dengan lembaga melakukan pengujiannya di Jakarta terkait kualitas air ini,” jelasnya.

BACA JUGA Kala Blue-Eyed Cuscus Ternate Terancam Punah

Saiful mengusulkan, kepada pemerintah Kabupaten Halmahera Utara agar dapat membuat instalasi pembuangan limbah rumah tangga yang diarahkan keluar dari danau.

“Kalau hanya upaya pembersihan eceng gondok itu bukan solusi. Bahkan keberadaan eceng gondok justru bagus (kalau dengan jumlah sedikit) bisa menangkal bakteri di dalam danau, terutama sebagai predator bakteri yang bisa dianggap paling berbahaya,” sambungnya.