Sejarah Gempa di Laut Filipina Pernah Merusak Halmahera Maluku Utara

Avatar photo
Ilustrasi gempa. (Foto Pixabay.com)

Lempeng Laut Filipina yang menyebabkan gempabumi magnitudo 7,1 mengguncang wilayah Maluku Utara dan Sulawesi Utara, Kamis 21 Januari 2021, pukul 21.23 WIT. Gempabumi ini merupakan zona subduksi aktif dengan magnitudo tertarget 8,2.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0. Episenter gempabumi berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulut pada kedalaman 119 km.

BACA JUGA

Gempa Magnitudo 7,1 Guncang Laut Filipina Terasa hingga Morotai dan Halmahera

“Zona subduksi aktif ini memiliki laju penunjaman lempeng antara 10 hingga 46 milimeter per tahun dengan magnitudo tertarget 8,2,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Daryono dilansir suara.com di Jakarta.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan selama beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan aktivitas seismisitas di wilayah ini khususnya untuk aktivitas gempa menengah di kedalaman sekitar 100 kilometer.

Wilayah lempeng laut Maluku dan tunjaman lempeng Laut Filipina merupakan salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia. Lokasi Kepulauan Talaud dan Miangas bersebelahan dengan zona tunjaman lempeng laut ini.

Zona tunjaman lempeng laut Filipina melintas berarah Utara hingga Selatan dengan panjang mencapai sekitar 1.200 kilometer, dari Pulau Luzon, Filipina, di Utara hingga Pulau Halmahera di Selatan.

Tunjaman Lempeng laut Filipina adalah sumber gempa potensial pemicu gempa dan tsunami bagi wilayah Maluku Utara seperti Halmahera, Morotai, Miangas dan Talaud.

Sejarah Gempa di Laut Filipina

Pusat gempabumi. (Dok BMKG/Kieraha.com)

Catatan sejarah gempa di zona tunjaman lempeng Laut Filipina cukup banyak, yang menunjukkan di wilayah ini sudah sering terjadi gempa kuat dan merusak.

Daryono merincikan yaitu gempa merusak Kepulauan Talaud pada 23 Oktober 1914 (M 7,4), gempa Halmahera pada 27 Maret 1949 (M 7,0) serta gempa merusak Kepulauan Talaud pada 24 September 1957 (M 7,2).

Kemudian gempa merusak Halmahera Utara dan Morotai pada 8 September 1966 (M 7,7). Gempa merusak Kepulauan Talaud pada 30 Januari 1969 (M 7,6) dan gempa merusak Morotai pada 26 Mei 2003 (M 7,0).

Catatan sejarah enam gempa kuat dan merusak ini merupakan bukti bahwa Tunjaman Lempeng Laut Filipina, khususnya Segmen Halmahera-Talaud menjadi salah satu sumber gempa yang patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan. (Antara) *

Source