Meski sejarah keanekaragaman hayati di Maluku Utara ini pernah ditulis oleh naturalis besar dunia, tetapi oleh pemerintah di daerah ini belum menunjukkan keseriusannya akan pentingnya menjaga hutan dan kelestarian keanekaragaman hayati.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia akan meresmikan prasasti Alfred Russel Wallace, di Desa Dodinga, Kabupaten Halmahera Barat. Kedatangan Dubes ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari di Maluku Utara pada tanggal 4-5 Oktober 2024.
“Kedatangan Duta Besar Inggris HE Dominic Jerme ini dalam rangka HUT ke25 Provinsi Maluku Utara dan memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia,” kata Kepala Biro Adpim Setda Malut, Rahwan K Suamba, Rabu kemarin.
Ia menyebutkan, kedatangan HE Dominic Jerme didampingi cicit AR Wallace, William Wallace dan cendekiawan terkemuka Dr George Beccaloni, yang mewakili Wallace Memorial Fund atau WMF untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mencakup kunjungan ke situs-situs bersejarah di Malut.
“Agenda penting lainnya yang sudah terjadwal yaitu dengan mengunjungi Kantor Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Sofifi. Rombongan ini akan mempelajari lebih dalam tentang keanekaragaman hayati dan perlindungan masyarakat adat di kawasan tersebut,” kata Rahwan.
Ia berharap, dalam kunjungan ini dapat mengundang partisipasi akademisi dan peneliti dari seluruh Indonesia untuk berkontribusi dalam diskusi dan pertukaran pengetahuan selama rangkaian acara.
Alfred Russel Wallace adalah seorang naturalis atau peneliti hayati asal Inggris. AR Wallace pernah melakukan jelajah ilmiah di Malaysia, Singapura, dan Indonesia selama delapan tahun pada 1854-1862.
Ketika Wallace di Ternate
Di Indonesia bagian Timur, ia bertandang ke Pulau Ternate sampai delapan kali pada 1858-1861. Dalam kurun waktu itu, Wallace juga berjelajah ke Pulau Halmahera, Bacan, Makean, Ambon, Buru, Kei, dan Papua. Wallace menjadikan Ternate sebagai markasnya dalam mengadakan jelajah di Indonesia bagian Timur.
Di Ternate, Februari 1858, Wallace mengirim makalah panjang ke Charles Darwin, naturalis Inggris lain. Makalah ini menyangkut evolusi seleksi alami (evolution of natural selection). Inti teori ini ialah mahluk hidup berubah berdasarkan evolusi dan yang kuat akan bertahan.
Waktu Darwin menerima surat ini Juni 1858, Darwin terperanjat dan panik. Temuan Wallace sejajar dengan teori yang Darwin sedang kembangkan yang kemudian menjadi buku yang diterbitkan pada 1859 dengan judul The Origin of Species (Asal Usul Spesies).
Wallace menghimpun kumpulan 5.000 spesimen hayati (mamalia, insekta, burung, dan tumbuh-tumbuhan). Satu hewan yang ditelaah ialah Kuskus matabiru ternate.
Pada tahun 1869, Wallace menerbitkan buku dalam dua jilid mengenai hasil jelajah ilmiahnya, dengan judul Malay Archipelago.
Meski sejarah keanekaragaman hayati di Maluku Utara ini pernah ditulis oleh naturalis besar dunia, tetapi oleh pemerintah di Maluku Utara belum menunjukkan keseriusannya akan pentingnya menjaga hutan dan kelestarian keanekaragaman hayati.
Bahkan, sejauh ini tak ada informasi dari badan ilmiah maupun pemerintah di Maluku Utara yang memperingati terbitnya buku Malay Archipelago, karya akbar naturalis yang pernah menjelajah Nusantara, termasuk Maluku Utara dan tinggal di Kelurahan Santiong, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate saat ini. *