Ribuan Pelajar ‘Perang’ di Samargalila Halmahera Pukau Menpora

Avatar photo

Kerja keras 1.760 pelajar SD dan SMP ini tidak sia-sia. Tari perang atau yang biasa disebut cakalele disuguhkan ribuan pelajar Halmahera Selatan mendapat rekor muri.

Menariknya, tarian perang khas Moloku Kieraha ini disaksikan langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, di lapangan Samargalila, Labuha, Kamis, 23 Februari 2017.

Wakil Ketua Museum Republik Indonesia (muri) Oscar Susilo mengemukakan, tarian cakalele yang dilaksanakan oleh pemda Kabupaten Halmahera Selatan itu memecahkan rekor muri karena penari memiliki jumlah terbanyak.

“Jadi sesuai dengan penilaian muri itu minimal 1.500 peserta. Karena pesertanya ini (pelajar SD dan SMP) berjumlah 1.760 orang maka hasil penilaian tari cakalele diberikan nilai pemecah rekor Muri Cakalele terbanyak dengan nomor cakalele 1.822,” kata Oscar.

Pada kegiatan ini, juga dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan Bahrain Kasuba dan Iswan Hasjim, Ketua DPRD Umar Soleman, Dandim 1509 Letnan Kolonel Joni Widodo, dan Wakapolres Halmahera Selatan Kompol Setyo Agus.

Tari Cakalele

Menpora Imam Nahrawi di Halmahera Selatan ikut memperagakan Cakalele. (KIERAHA.com/Istimewa)

Cakalele merupakan tarian tradisional Maluku Utara. Hingga sekarang terus dirawat, sebagai bentuk penghormatan atas nenek moyang generasi di negeri Kepulauan Rempah.

Tarian ini biasanya disebut tarian perang, seiring berkembangnya zaman, tarian ini digunakan untuk perayaan-perayaan adat dan penyambutan para tamu.

Pada umumnya, diperagakan sekelompok lelaki, dan wanita sebagai pendukung. Pada penari pria biasanya mengenakan parang atau pedang dan salawaku atau tameng. Sedangkan penari wanita menggunakan lenso atau sapu tangan.

Penari pria mengenakan kostum yang didominasi warna merah dan ikat kepala. Kostum pada penari ini disebut melambangkan keberanian dan patriotisme rakyat setempat. Sementara parang di tangan kanan penari lelaku melambangkan martabat penduduk setempat yang harus dijaga.

Dalam pertunjukannya, biasanya diiringi alat musik tifa, gong dan bia (kerang yang ditiup). Irama yang dimainkan dalam mengiringi tarian ini bertempo cepat, sehingga dapat memicu semangat para penari dan tak jarang memukau para penonton.

Author: Ikbal Taher

Editor: Redaksi