Gunung Api Gamalama Masih Waspada

Avatar photo

Warga di sekitar Gunung Gamalama, Maluku Utara diimbau terus waspada. Sebab gunung api setempat masih berstatus level II.

Darno Lamane, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, mengatakan imbauan dengan maksud untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Dia mengatakan Kementerian ESDM dan Badan Geologi, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan kepada pengunjung maupun wisatawan di Kota Ternate agar tidak beraktivitas di sekitar Gunung Gamalama dalam radius 1,5 km.

“Juga kepada masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar,” kata Darno Lamane, melalui pesan Telegram, Sabtu (25/2/2017) malam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate agar tetap mensiagakan personel dan peralatan memadai untuk penanggulangan bencana seketika terjadi cepat ditangani.

Darno mengemukakan aktifitas vulkanik gunung api setempat hingga periode Sabtu tadi, pukul 12.00-18.00 wit, masih terdapat hembusan dengan jumlah 1 amplitudo 5 mm berdurasi 18.87 detik, dan gempa tremor harmonik 1 amplitudo 3 mm dengan durasi 40 detik, serta kegempaan tektonik lokal 1 amplitudo 3 mm berdurasi 40 detik.

“Sementara gempa tektonik jauh 2 amplitudo 10 sampai 12 mm dengan durasi 60 detik. Sampai sekarang (KESDM dan Badan Geologi, serta PVMBG) mencatat gempa tremor menerus terekam dengan amplitudo 0,5 hingga 1,5 mm (dominan 1 mm),” katanya.

Darno mengatakan secara visual pada Sabtu pagi hingga siang hari, cuaca di kota Bahari Berkesan berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah tenggara.

“Untuk suhu udara terjadi di antara 29-31 derat celcius dan kelembaban udara 71-83 persen. Pada gunung terlihat jelas, dan kabut 0-I hingga 0-II. Asap kawah nihil,” katanya.

Pelajaran dari Loto

Gunung Gamalama merupakan satu dari empat gunung api yang masih aktif di Maluku Utara. Gunung ini, didiami lebih dari 300 ribu jiwa penduduk yang tersebar di tujuh kecamatan. Gamalama bahkan menjadi pusat aktivitas ekonomi Kota Ternate dan aktivitas pemerintahan Maluku Utara.

Kedaton Kesultanan Ternate. (KIERAHA.com)

Ancaman bencana gunung api Gamalama, hingga saat ini masih terjadi. Setiap tahun gunung ini selalu memuntahkan abu vulkanik hingga ratusan meter.

Semua kecamatan dalam Kota Ternate masuk wilayah terdampak. Dari tujuh kecamatan, untuk wilayah Pulau Ternate yang paling besar terkena dampak bencana gunung api itu. Dan Kelurahan Loto menjadi satu-satunya yang terkena dampak secara langsung karena tepat berada pada jalur aliran lahar serta tidak jauh dari Gunung Gamalama.

Secara geografis, Kelurahan Loto berada di bagian Utara Barat Pulau Ternate, atau 31 kilometer dari pusat kota. Kedudukannya menanjak ke arah puncak Gunung Gamalama.

Di Kelurahan Loto kurang lebih dihuni 769 jiwa penduduk. Secara kultur, masyarakat kelurahan ini merupakan bagian dari masyarakat adat Kesultanan Ternate. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat setempat lulusan SMA dan Perguruan Tinggi.

Berdasarkan data Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Ternate 2010, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat Loto lebih didominasi sektor pertanian berupa tanaman pala dan cengkih. “Bisa dikatakan torang (kami warga Loto) banyak bekerja di perkebunan pala yang ada di lereng gunung Gamalama. Bisa torang bilang masyarakat di sini so dekat deng gunung (lebih dekat dengan gunung),” kata Muhammad Yamin.

Dia mengatakan jarak kelurahan dengan Gunung Gamalama inilah, yang banyak membuat masyarakat Loto memahami pola aktivitas gunung api. Tentang bagaimana membaca gejala bencana gunung api diketahui sudah diketahui sejak turun-temurun salah satunya. Hasilnya, sejak gunung api itu meletus, tidak pernah ada masyarakat Loto yang jadi korban.

“Torang belajar dari alam, biasanya sebelum ada suara gemuruh, akan ada banyak hewan seperti babi dan ular yang turun dari atas gunung dua hari sebelum itu. Dan jika itu sudah terjadi maka masyarakat sudah akan bersiap-siap untuk mengungsi,” kata Yamin.

Secara historis, wilayah Loto pernah ditunjuk Sultan Ternate menjadi juru kunci gunung gamalama, atau yang biasa masyarakat Maluku Utara kenal dengan sebutan Kie Mahito. Hanya posisi itu, berbeda dengan juru kunci gunung api umumnya di Pulau Jawa.

Juru kunci gunung gamalama di Kelurahan Loto tidak bertugas memberikan peringatan terkait ancaman bahaya Gunung Gamalama, namun lebih pada menggelar ritual adat Fere Kie (naik ke puncak gunung membaca doa) untuk mememohon ke Yang Maha Kuasa untuk diberikan keselamatan dan kemakmuran setiap tahunnya.

“Untuk juru kunci pun tidak cuma satu orang, tapi ada empat orang. Dan setiap tahun mereka ke atas gunung untuk memanjatkan doa,” ucapnya.

Ritual Fere Kie dengan membaca doa merupakan ritual yang dilakukan para juru kunci di atas puncak Gunung Gamalama. Dalam proses ritual itu, empat orang yang ditunjuk Sultan Ternate akan diberi tugas membacakan doa, dan melakukan aksi mengelilingi puncak gunung sebanyak tiga kali dengan membacakan ayat-ayat suci Al Quran. Dan dalam proses ritual tersebut selalu dilakukan saat memasuki bulan ramadan. “Dan alhamdulilah selama para Kie Mahito baca doa kie, keselamatan warga terlihat terjaga,” sambungnya.

Petugas Gam Mahito

Tak hanya petugas Kie Mahito, Sultan Ternate juga menunjuk petugas adat yang memberikan informasi peringatan dini tentang letusan yang disebut Gam Mahito.

Gam Mahito bertangung jawab menabuh tifa keliling kampung guna meminta warga bersiap-siap untuk mengungsi. Kini peringatan waspada gunung Gamalama di Loto tidak lagi mengunakan penabuh tifa. Masyarakat sudah menggantikannya dengan memukul tiang listrik. Hal itu dilakukan karena, suara tiang listrik lebih besar dari suara tifa.

Tifa atau rebana alat musik tradisional Maluku Utara. (KIERAHA.com/Istimewa)

Selain diangkat Sultan Ternate, petugas Gam Mahito juga harus merupakan orang dengan satu garis keturunan. Artinya tangung jawab menjadi Gam Mahito merupakan tanggung jawab yang diserahkan turun temurun sejak dahulu.

Orang yang menjadi petugas ini adalah orang yang diyakini mempunyai keahlian khusus. Bisa membaca gejala-gejala alam berdasarkan kekuatan spranatrural salah satunya.

Dan di Loto, Gam Mahito biasanya akan mengambil tempat pengamatan terhadap aktivitas Gunung Gamalama tepat di belakang perkampungan atau persisnya antara batas bibir jalur lahar dengan kebun warga. Sebelum menjadi petugas Gam Mahito, orang tersebut diwajibkan berpuasa 7 hari terlebih dahulu. Namun seriring pejalanan waktu petugas Gam Mahito mulai digantikan dengan pengamatan dengan mengunakan alat teknologi.

6 Jalur Lahar Dingin

Sebenarnya, secara tipelogi gunung, Gamalama merupakan gunung yang memiliki enam jalur aliran lahar di antaranya jalur Tugurara yang mengarah ke kelurahaan Dufa-Dufa dan Akehuda, jalur Kulaba yang menagarah ke kelurahan Kulaba dan Sango, jalur Ruba yang mengarah ke kelurahanan Loto, dan jalur Kalamata yang mengarah ke bagian selatan barat kota, jalur taduma dan jalur kastela.

Dari enam jalur itu yang paling besar adalah jalur yang menuju perkampungan Loto, lantaran kemiringan lubang lava tepat mengadap perkampungan tersebut.

“Makanya setiap gunung Galamama meletus, Loto selalu menjadi yang pertama terkena dampak gunung api Gamalama,” tutur Sukarjan, tokoh masyarakat Loto.

Menurut Sukarjan, selama hidupnya, Gunung Gamalama tercatat dua kali meletus dengan skala besar yaitu pada 1980 dan 2003 yang luapan lavanya mengalir hingga pantai.

Pada tahun itu, letusan Gamalama tidak menyebabkan korbang jiwa. Masyarakat Loto sudah mengungsi dua hari sebelum letusan terjadi. Namun semua rumah penduduk hancur.

Kedua letusan pada 2003, yang membuat hampir semua wilayah di Ternate diselimuti abu gunung setebal 3 centimeter. Di tahun itu juga tidak menyebabkan korban jiwa.

Safrudin, salah satu pemuda Loto, mengatakan selain menggunakan keyakinan terhadap kemampuan supranatural orang yang dituakan, warga Loto saat ini juga diberikan pelajaran kapasitas menghadapi bencana secara cepat dan tepat.

Warga loto juga mulai dilatih bagaimana melakukan pembacaan terhadap peta kawasan rawan bencana dan peta zona resiko bahaya gunung api.

“Tapi materi ini sifatnya umum, masyarakat di Loto biasanya sudah mengerti apa yang akan dilakukan jika Gunung Gamalama akan meletus. Karenanya materi yang diambil masyarakat palingan informasi gunung api dari petugas,” kata Safrudin.

Pada catatan BPBD Kota Ternate, dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, Gunung Gamalama selalu menunjukkan status waspada atau level II. Ancaman Gunung Gamalama bahkan terdeteksi masih nyata.

Karena itu masyarakat di wilayah bencana seperti Loto masih akan menjadi prioritas pemberian informasi terutama terhadap langkah-langkah tanggap darurat.

Author: Fandi Gani I Budhy Nurgianto

Editor: Redaksi