Bangunan rumah warga di Jati Perumnas, ambruk. Lokasi ini berada di RT07 Kelurahan Jati, Ternate Selatan. Bangunan rumah ini perlahan ambruk pada saat hujan lebat mengguyur wilayah Kota Ternate, Maluku Utara, pada Selasa kemarin.
Mariatun, pemilik bangunan rumah menyebutkan, bangunan tersebut ambruk akibat talud penahan tanah terbawa banjir.
BACA JUGA Penyebab Banjir Kepung Ternate
Pergeseran tanah di lokasi ini mulai terjadi sejak 3 bulan lalu. Namun tidak ada perhatian pemerintah, sehingga pihaknya sendiri yang berinisiatif membangun talud penahan tanah ini.
“Kita sudah laporkan ke Pemerintah Kelurahan, tapi Pak Lurah sendiri bilang Pemerintah Kota belum respon. Jadi kita bangun ulang talud ini, tiba-tiba saat hujan deras kemarin dan tadi malam langsung ambruk semua,” kata Mariatun, kepada kieraha.com, Rabu sore, 15 September.
Mariatun menyatakan, kerugian yang dialami akibat musibah yang menimpanya ini mencapai kurang lebih Rp 200 juta.
“Kita rugi banyak. Kita yang bangun (talud) itu jadi entah mau bangun lagi atau tidak, itu terserah pemerintah. Kita sudah pasrah, karena 3 kali bangun tapi ambruk terus,” ucapnya.
Longsor kali ini, lanjut Mariatun, yang paling parah karena berdampak pada seluruh bangunan bagian dapur ambruk.
“Kejadian ini tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Kepala BPBD Kota Ternate M Arif Gani menyatakan, pihak Dinas PUPR sudah mengeluarkan larangan kepada warga setempat agar tidak membangun di kawasan kalimati.
“Namun dari Pemerintah Kelurahan dan pemilik bangunan masih mau membangun, akhirnya ketika hujan kan ambruk. Ini terjadi karena talud yang mereka bangun itu di atas tanah. Kalau air di barangka (kalimati) tinggi, maka akan mengikis tanah (di bawahnya), itu sehingga talud terkikis dan terbawa banjir saat hujan melanda Kota Ternate kemarin,” katanya.
BACA JUGA Video Pelindung Ternate yang Hilang
Pasca kejadian ini, lanjut Arif, BPBD sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Ternate untuk segera membenahi talud tersebut.
“Kami berharap warga tidak membangun di samping maupun di atas barangka. Ini risikonya sangat tinggi,” sambungnya.