Ratusan Warga Kecamatan Hiri menggelar aksi demonstrasi, di depan Kantor Walikota Ternate, Jalan Pahlawan Revolusi, Kelurahan Muhajirin, Ternate Tengah, Rabu, 26 Agustus 2020.
Dalam aksi tersebut warga menuntut adanya pembangunan dermaga pelabuhan laut antara Pulau Ternate – Hiri, di Pantai Hao Madaha, Kelurahan Sulamadaha, Ternate Barat.
Menurut Wawan Ilyas, koordinator massa aksi, selama kepemimpinan Wali Kota Burhan Abdurahman hingga kini belum memperhatikan tuntutan yang disampaikan warga tersebut.
“Padahal Hiri diproyeksikan sebagai destinasi wisata dan status sebagai Pulau Layak Anak. Bahkan wali kota dua periode ini sebelumnya sudah berjanji membangun pelabuhan jalur penyeberangan Ternate-Hiri, namun kebutuhan ini tak kunjung direalisasi,” kata Wawan.
Ia mengatakan aksi yang digelar itu yang kesekian kalinya, tetapi belum ada tanda-tanda kejelasan dari pemerintah kota setempat. Karena itu, warga Pulau Hiri, kata dia, meminta sebelum berakhirnya penggunaan APBD Tahun Anggaran 2020 sudah dapat direalisasikan.
“Jika tuntutan pembangunan dermaga laut ini tidak terealisasi dan tidak terakomodir, maka kami warga Pulau Hiri mengambil sikap memboikot Pilkada Ternate 2020,” sebutnya.
Dermaga di Pantai Jikomalamo
Wali Kota Burhan Abdurahman yang turun langsung menyambut kedatangan massa aksi ini mengemukakan, pembangunan dermaga penyeberangan Sulamadaha ke Pulau Hiri sudah dibangun pemkot dua tahun lalu. Lokasi dermaga itu berada di Pantai Jikomalamo.
“Pembangunan dermaga ini berdasarkan hasil Musrembang di Pulau Hiri, masyarakat Hiri tidak mau dermaganya dibangun di Sulamadaha, termasuk di Hol (Madaha) dan akhirnya kita bangun di Jikomalamo. Namun lokasi itu sudah menjadi objek wisata pantai sehingga tidak relevan untuk keberadaan pelabuhan komersil (dari dan ke Hiri),” ujarnya.
Meski begitu, lanjut Burhan, tuntutan warga Pulau Hiri melalui massa aksi ini akan diakomodir melalui APBD Perubahan 2020.
“Saya minta Dinas Perhubungan dan Dinas PUPR untuk melihat secara teknis pembanguan dermaga ini, agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat, sebab di lokasi (hol) itu pada iklim cuaca yang tidak menentu, sering berarus dan bergelombang,” ucap Burhan.
Pengamatan kieraha.com, usai mendengarkan penjelasan dari Wali Kota Ternate itu, massa aksi kemudian meminta agar dibuatkan MoU antara warga Pulau Hiri dan Pemkot Ternate. Tuntutan yang disampaikan ini kemudian disepakati dan ditandatangani bersama.