Mesir  

Senjakala Buah Pala Maluku Utara Saat Indonesia Mesir Teken Kontrak Kerjasama

Avatar photo

Ternyata, pala Indonesia masih merupakan rempah yang tersohor di mata dunia. Kualitas pala, salah satunya di Maluku Utara, yang sebagian besar diekspor ke Asia seperti Hongkong, Singapura, dan Cina, kini mulai tembus pasar benua Afrika.

Kualitas rempah asli tanah air Indonesia yang dulu terkenal di benua Eropa itu, mulai masuk ke Mesir. Popularitasnya terus melegenda hingga saat ini. Tak pelak, jumlah ekspor komoditas pertanian itu kembali meningkat di tengah petani pala pesimis.

Hal itu dibuktikan dengan ditandatanganinya kontrak pembelian pala dari Indonesia oleh importir Mesir, yang berlangsung di KBRI Kairo, Rabu, 28 Maret 2018. 

“(Saat) ini kita menyaksikan bersama penandatanganan kontrak senilai 105,400 dolar AS untuk pembelian 17 ton buah pala dari PT Eshan Agroindo Mulia oleh perusahaan Mesir, yaitu Al Tawfick & Al Karam Import & Export,” kata Duta Besar Helmy Fauzy, usai menyaksikan teken kontrak yang dilansir Publicanews.com, Jumat (30/3/2018).

Transaksi dan penandatanganan yang difasilitasi KBRI Kairo itu, sambung Helmy, merupakan installment pertama dari kesepakatan bisnis secara keseluruhan antara kedua perusahaan, yang nilainya akan mencapai 632.400 dolar AS per tahun.

Muhammad Andika Sakali, perwakilan PT Eshan Agroindo Mulia, mengatakan bahwa kontrak yang diteken tersebut baru merupakan trial order. “Akan ada permintaan pengiriman buah pala dari Indonesia ke Mesir setiap 2 bulan sekali,” kata dia.

Perwakilan Al Tawfick & Al Karam Import & Export, Amir Karam berharap, kerjasama itu terus berkembang. Ia menjanjikan lebih bakal banyak lagi mendatangkan produk-produk dari Indonesia, seperti cengkeh, kelapa, serta kopi robusta dan arabika. 

Atase Perdagangan KBRI Kairo, Burman Rahman menambahkan, bahwa volume ekspor produk buah pala Indonesia ke Mesir pada 2017 mampu menghasilkan devisa sebesar 942 ribu dolar AS atau naik sebesar 193,46 persen. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 321 ribu dolar.

Burman menambahkan, selain pala, produk rempah-rempah Indonesia yang nilai ekspornya ke Mesir terus meningkat adalah cengkeh. Pada 2017 mencapai 1,085 juta dolar atau naik 50,28 persen dibanding tahun 2016 sebesar 722 ribu dolar AS.

Senjakala Buah Pala Maluku Utara

Produktivitas pala di Maluku Utara semakin berkurang. Banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi PNS dan bekerja di sektor jasa menjadi penyebabnya. Juga, lahan-lahan yang dulunya rindang dengan pohon pala, kini tergantikan bangunan.

Data yang dilansir Kieraha.com menyebutkan, kondisi itu mulai terjadi pada 1999. Padahal, di masa dulu, pala adalah primadona di daerah mereka. Abad ke X hingga XII mencatat, pala Maluku Utara tersohor sampai ke Eropa dan Timur Tengah.

Pepohonan pala atau myristica fragrans Maluku Utara itu dahulu menguasai semua bursa perdagangan di Eropa karena memiliki nilai jual yang setara dengan emas.

“Bahkan tanaman pala Maluku Utara pernah memiliki tingkat produktivitas 530 kg per hektare, lebih tinggi dari produktivitas nasional yang hanya 360 kg per hektare,” kata Kuat Suwarno, Dosen Fakultas Pertanian Unkhair Ternate, begitu dihibungi.

Kuat mengemukakan, produktivitas tanaman pala daerah itu memiliki potensi besar untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara.

Cadangan pala di Maluku Utara, kata Kuat, termasuk paling banyak di tingkat nasional, mencapai 10.247 ton per 2009. Marikrubu, salah satu Kelurahan di Ternate, adalah salah satu kawasan penyumbang produk pala terbanyak.

Namun, produksi pala di Kelurahan Marikrubu ini menurun tajam pada 1997. Banyak kebun-kebun tua, yang hanya diwariskan secara turun-temurun, mulai mati. Kondisi tersebut bertambah parah pada 1999, kala masyarakat Ternate mulai berbondong-bondong menjadi pegawai negeri sipil (PNS) dan memilih bekerja di sektor jasa.

Beratus hektare lahan perkebunan pala milik petani pala di Kelurahan itu menyusut hingga kurang lebih 60-75 hektare. Sekitar 10 hektare lahan kebun pala warga pun digantikan dengan tanaman yang bisa dipanen bulanan, seperti jagung dan tomat.

Redaksi