Minuman Khas yang Ikonik di Kaki Gunung Gamalama

Avatar photo

Ternate menawarkan sesuatu yang khas. Pada negeri yang kaya beragam pangan lokal itu, sebagian besar belum diversifikasi produk maupun kemasan.

Meski begitu, ada beberapa makanan khas di sana yang bisa dinikmati bahkan ikonik, di antaranya aer goraka atau air jahe dan pisang mulu bebe (mulut bebek) goreng.

Aer goraka mungkin memiliki kesamaan dengan beberapa minuman khas di daerah lain, seperti di Sulawesi yang akrab disebut saraba dan wedang di Jogja.

Namun, untuk aer goraka khas kota bermoto Bahari Berkesan itu jika dihidangkan pasti dilengkapi dengan pisang goreng mulut bebek. Santapan khas warga Maluku Utara ini lebih hangat kalau dinikmati pada sore hari dan menjelang malam.

Jika Anda mengunjungi Ternate, terutama dari luar Maluku Utara, maka tak salah mencobanya. Aer goraka dan pisang goreng mulut bebek adalah minuman dan cemilan khas di kota itu.

Minuman itu memberikan kehangatan, rasanya cukup pedas bercampur manis. Bagi Anda yang ingin menikmatinya, bisa mendatangi beberapa tempat di kota Ternate. Kawasan Tapak I dan II, Kelurahan Makassar Timur, Ternate, di antaranya.

Kuliner nikmat yang ikonik dan tersohor di Kaki Gunung Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara, itu dijual di sepanjang warung pinggir jalan kawasan tersebut. 

Di Balik Hangatnya Aer Goraka

Di balik hangatnya aer goraka rupanya memiliki cara pembuatan yang sederhana. Jahe diparut dan dicampur gula aren (gula merah sebutan warga Ternate) lalu direbus dengan air hingga mendidih.

“Jika sudah mendidih kemudian disaring sebelum disajikan, ini agar racikan jahe dan gula merah menyatu,” kata Susanti, salah satu penjual aer goraka dan pisang mulut bebek, saat disambangi di kawasan Lelong, Makassar Timur, beberapa waktu lalu.

Susanti mengatakan setelah racikan jahe dan gula aren menyatu, kemudian disaji dalam gelas, lalu dibumbuhi kenari sebagai pelengkap citarasa minuman itu.

Tampilannya yang pekat menambah kehangatan bagi Anda yang mencobanya. Rasa jahe dan manisnya bisa menghentak kerongkongan begitu Anda meminumnya.

Di kawasan Tapak I itu, aer goraka dinikmati dengan menambahkan susu kental manis. Rasa gula aren berpadu dengan susu yang manis sedikit memanjakan tenggorokan Anda dari rasa jahe yang cukup pedas. Di sore hari, warga di sana pada umumnya biasa menikmati aer goraka untuk menghangatkan badan mereka.

Kuliner nikmat yang tersohor di bibir pantai Gunung Api Gamalama ini, kata Susanti dijual paket, satu porsi harganya bisa mencapai Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu.

”Satu paket itu ada aer guraka, pisang mulu bebe, sambal (dabu-dabu sebutan warga Ternate), ikan ngafi (teri), dan kacang goreng,” ujar Susanti menambahkan.

“Dari sejumlah tamu dari luar Maluku Utara, seperti Jakarta, mereka selalu mencari pisang mulu bebe dan sambal. Mereka biasa pesan sampai Rp 500 ribu.”

Hangatnya air jahe itu membuat jejeran warung di sepanjang kawasan Tapak I dan II wilayah Kecamatan Ternate Tengah itu tak pernah sepi. Kursi dan meja di atas bahu trotor pada sore hari selalu dipenuhi pengunjung, bahkan ramai hingga malam.

Author: Rasyid Yamani

Editor: Redaksi