Tercatat sebanyak 1.104 warga mengungsi dan tiga lainnya dikabarkan meninggal karena gempa bermagnitudo 7,2 SR di Gane, Kabupaten Halmahera Selatan, Minggu sore, 14 Juli 2019.
Informasi yang dihimpun Kieraha.com menyebutkan, tiga orang tewas saat gempa itu bernama Aina asal Desa Gane Luar, Aisyah asal Desa Ranga-Ranga (sebelumnya disebutkan Desa Papaceda) dan Aswar asal Gane Dalam. Korban lainnya terkonfirmasi luka-luka akibat reruntuhan.
Sekretaris BPBD Maluku Utara, Ali Yau menyatakan, lokasi pengungsian warga terkonfirmasi saat ini tersebar di sembilan titik. Lokasi ini belum termasuk dengan warga yang mengungsi di dataran tinggi wilayah Gane Barat, Gane Timur, dan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara.
Ali menyatakan, personel BPBD sudah bergerak menuju Saketa (daratan Gane) melalui jalur Sofifi, Tidore Kepulauan, untuk mengecek kondisi pasca gempa di sana.
BACA JUGA
Gempabumi Magnitudo 7,2 Guncang Maluku Utara Tidak Berpotensi Tsunami
Derita Warga Gane Pasca Gempa Magnitudo 7,2 Goyang Halmahera
Ali mengatakan saat ini masih dalam pendataan rumah penduduk yang mengalami kerusakan. Sedangkan data dari beberapa desa yang terkonfirmasi di daratan Gane dan Pulau Bacan ada 100 lebih rumah yang rusak dan roboh.
Ia menjelaskan, banyak warga di Halmahera yang memilih mengungsi di daerah ketinggian karena saat gempa terjadi dianggap akan disusul tsunami. “Ini membuat warga mencari tempat aman di daerah ketinggian,” jelasnya.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui rilis BPBD dan Dinas Kesehatan Halmahera Selatan dan hasil konfirmasi Kieraha.com, bahwa dampak gempa di daratan Gane menimbulkan kerusakan 90 persen di Desa Ranga Ranga, Dolik 7 rumah, Matuting, Bisui, Pasipalele, Gane Luar, Gane Dalam, Yomen, dan Desa Jibubu juga mengalami kerusakan akibat guncangan gempa tersebut.
Untuk data pasti tentang jumlah bangunan rumah dan korban lainnya belum terkonfirmasi karena warga masih mengungsi di dataran tinggi.