Sejumlah wilayah di Maluku Utara disampaikan akan berpotensi cuaca ektsrem dampak fenomena La Nina. Cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga Maret 2021.
Melihat adanya potensi ini, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate melakukan apel siaga dalam rangka konsolidasi mitigasi bencana terkait dampak La Nina.
Dampak ini akan menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa kabupaten kota di Malut akibat naiknya curah hujan dan meningkatnya intensitas hujan.
Apel siaga yang dilakukan Pemprov Maluku Utara ini dengan melibatkan BPBD, Basarnas, dan jajaran TNI Polri, di Lapangan Ngaralamo, Salero, Ternate, Rabu 4 November 2020.
Sekprov Malut, Syamsuddin Abdul Kadir menyatakan, dalam menghadapi dampak La Nina, pihak pemprov menginginkan adanya komunikasi dan koordinasi aktif dengan seluruh stakeholder sehingga berbagai dampak yang tidak diinginkan bisa diantisipasi.
“Apel yang dilakukan ini sebagai bentuk kesiapan diri terkait mitigasi bencana, karena lebih baik kita menyiapkan diri tapi tidak terjadi daripada sudah terjadi tapi kita yang tidak siap,” ujar dia, ketika disambangi usai apel siaga menghadapi imbas La Nina tersebut.
Menurutnya, apel konsolidasi menghadapi dampak La Nina ini juga dilakukan di tingkat kabupaten kota di wilayah Maluku Utara.
Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Malut, Yunus Badar menambahkan, ada beberapa langkah antisipasi yang akan dilakukan untuk menghadapi dampak La Nina, baik itu banjir dan tanah longsor.
“Untuk itu seluruh informasi dari BMKG, kita dari instansi terkait akan langsung memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih berhati-hati,” katanya.
Prediksi BMKG, lanjut Yunus, dampak La Nina ini akan terjadi hingga Maret 2021 untuk wilayah Malut, olehnya itu pihak BPBD selalu mengikuti perkembangan cuaca terkait dengan update informasi yang disampaikan BMKG.
“Kepada masyarakat di wilayah Malut diimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan tidak mudah terpancing dengan berbagai informasi yang belum tentu benar,” tambahnya.